Sekum Muhammadiyah: Covid-19 Bukan Tahayul atau Konspirasi

Yudi Latif: Pancasila Titik Temu Konsep Beragama
July 1, 2021
Profesor UIN Jakarta: Medsos, Arena Perang Dunia di Masa Depan
July 29, 2021

Gambar: Abdul Mu’ti/Webinar Moderasi Beragama Series 22 “Beragama di Masa Pandemi”

Jakarta, PPIM – “Covid-19 bukan tahayul atau konspirasi, melainkan sesuatu yang nyata.” Demikian ungkap Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dengan tegas pada Webinar Moderasi Beragama Series ke-22 dengan tema “Beragama di Masa Pandemi” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (23/7).

Abdul Mu’ti mengatakan  bahwa umat beragama terbagi menjadi dua kelompok dalam merespon pandemi Covid-19. Sebagian umat beragama dapat menerima Covd-19 sebagai wabah sehingga penyesuaian kegiatan keagamaan perlu dilakukan untuk memutus rantai penularan. Namun, pada sebagian umat beragama yang lain, adanya pandemi justru meningkatkan pemahaman keagamaan yang cenderung konservatif. Mereka tidak percaya pada Covid-19 dan masih melakukan kegiatan keagamaan tanpa protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah.

“Banyak sekali di kalangan komunitas agama tidak percaya [Covid-19]. Ketika ada yang terkena kemudian wafat, mereka baru percaya adanya pandemi. Fakta tersebut bisa jadi pembelajaran bahwa sebenarnya Covid-19 ini bukan tahayul dan bukan konspirasi tapi sesuatu yang ada dan dapat mengancam keselamatan bersama,” lanjut Abdul Mu’ti menjelaskan. Menurutnya tidak mungkin suatu negara menciptakan virus yang justru merugikan negaranya sendiri.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak pada semakin meningkatnya pemahaman keagamaan umat beragama di Indonesia. Kaidah unsur fikih yang dahulu dijadikan kajian oleh komunitas tertentu dan sekarang menjadi kajian publik. Beliau juga mencontohkan munculnya kegiatan keagamaan yang dilaksanakan secara daring justru menunjukkan sebuah realitas keberagamaan baru yang semakin maju. Hal ini disebabkan adanya integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan.

Beliau meyakini bahwa pandemi justru akan membawa umat dan bangsa kepada pemikiran keagamaan yang lebih maju. “Walaupun ada kecenderungan pada konservatif, tapi kecenderungan yang paling banyak itu justru ada pada kelompok yang semakin terbuka dalam pemahaman agama, semakin paham kaidah fikih, dan semakin menyadari bahwa dalam beragama tidak selalu black and white. Tren ini lah yang akan berkembang kedepannya.” 

Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jum’at melalui kanal Youtube “PPIM UIN Jakarta” dan “Convey Indonesia”. Dalam kesempatan kali ini, Abdul Mu’ti didampingi oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf, sebagai moderator.

Penulis: Rizki Ciptaningsih
Editor: Fikri Fahrul Faiz dan M. Nida Fadlan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − twelve =

English