Pentingnya Pendidikan dalam Mengajarkan Toleransi

Urgensi Pendidikan Toleransi Sejak Dini
December 3, 2021
RAN PE: Harapan Cegah Aksi Terorisme di Indonesia
January 14, 2022

Jakarta, PPIM – Toleransi merupakan aspek penting yang harus bersemai dalam diri setiap individu, dan menjadi kewajiban bagi kita dalam membahas masalah toleransi ini karena kita hidup di negara Indonesia yang mempunyai beragam suku, bangsa, dan agama. Namun pada kenyataannya masih ada intoleransi yang menyulut konflik di Indonesia. Peran pendidikan sangat penting untuk mengenalkan toleransi, pendidikan sejak dini secara formal maupun informal sepertinya mesti dilakukan agar benih toleransi tumbuh sampai seorang anak itu dewasa.

Prof. Nina Nurmila Ph. D menyampaikan hal itu pada Webinar Series (ke-28) #ModerasiBeragama bertema “Belajar Toleransi Sejak Dini” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (26/11), yang dimoderatori Prof. Jamhari Makruf. Dekan Fakultas Pendidikan, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) mengatakan bahwa instrumen terpenting adalah bagaimana ajaran toleransi dilihat dari berbagai sisi dan bagaimana akses dalam mendapatkan ajaran toleransi. Dalam hal ini faktor keluarga khususnya orang tua berperan penting dalam mendidik anak. lalu dalam bangku sekolah pendidikan toleransi juga diberikan. 

Nina mengatakan, toleransi dalam cakupan luas bukan hanya soal agama, etnis, dan bangsa tetapi juga dalam perbedaan gender, kemampuan pemahaman, dan perbedaan lainnya. Jika ingin toleransi berbuah dengan baik, paparnya, maka sebaiknya diajarkan dari berbagai arah dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Agar Indonesia mempunyai generasi yang damai dan dapat menyelesaikan konflik dengan baik.

Pada level pendidikan anak, jelas Nina, memang penting dalam instrumen pendidikan, namun guru lebih penting. Dalam hal ini masih banyak guru yang mempunyai pemahaman eksklusif sehingga perlu adanya pelatihan dari Kementerian Agama atau dari Lembaga yang memang fokus dalam hal moderasi dan toleransi.

Penulis: Elvy Farhati
Editor: Idris Thaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 3 =

English