Jakarta, PPIM – Generasi muda saat ini menggunakan komunikasi digital untuk mencari tahu dan mendapatkan informasi dengan sangat mudah. Trend media sosial dan berbagai konteks di dalamnya memiliki pengaruh besar bagi mindset mereka terutama mengenai toleransi. Pembangunan mindset dalam promosi toleransi yang melibatkan anak muda menjadi penting. Melalui program CONVEY Indonesia ini diharapkan menjadi solusi dari pencegahan intoleransi dengan pendekatan yang komperehensif.
Program ini merupakan bentuk tanggapan optimis terhadap situasi saat ini serta bentuk kontribusi dalam menangkal kekerasan serta ekstremisme yang salah satunya bertujuan untuk mencegah penyebaran sikap ekstremisme, perilaku kekerasan, dan radikalisme di sekolah, perguruan tinggi dan institusi pendidikan lainnya.
“Ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian kita, landscape program yang ada hampir semua berbicara sisi rehabilitasi kemasyarakatan. CONVEY hadir memberikan perhatian khusus pada sisi pencegahan” demikian ungkap M. Syamsul Tarigan, Ph.D., Senior Technical Advisor cum Programme Manager UNDP Indonesia pada Webinar Moderasi Beragama Series ke-30 yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (04/02).
Syamsul menambahkan, di sisi lain anak muda punya potensi untuk menjadi pemicu konflik, karena karakterisktik yang masih menjadi “darah muda”. Jadi juga mudah menjadi pemicu terjadinya konflik.
Namun, paparnya, anak muda menjadi harapan bangsa pada pembangunan perdamaian dan produksi toleransi. Terbukti pada sejarah bahwa anak muda menjadi salah satu pemeran penting bagi terciptanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai tonggak utama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dan membangun narasi kebangsaan. Begitu juga dengan sekarang, diseluruh dunia dalam promosi perdamaian, pembangunan toleransi, anak muda menjadi titik utama atau central dalam program tersebut.
“Kita berharap dengan adanya CONVEY ini diharapkan menjadi trendsetter. Paling tidak ada 3 (tiga) hal penting yang menjadi kelebihan dalam kontribusi CONVEY yaitu; Memahami konteks dengan baik dengan data yang berlandaskan penelitian dan survey yang dilakukan. Program promosi toleransi sejalan dengan jiwa anak muda yang menggunakan pendekatan inovatif dan trend terkini. Menempatkan anak muda sebagai aktor penting dalam perdamaian.” Syamsul menambahkan.
Selain melalui program CONVEY rasanya dunia pendidikan harus mampu berkontribusi untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak dari usia dini.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan pada Jumat melalui kanal Youtube “PPIM UIN Jakarta” dan “CONVEY Indonesia”. Dalam kesempatan kali ini, terdapat beberapa narasumber lainnya; Prof. Ismatu Ropi, Ph.D., dan Dita Kirana yang didampingi oleh Team Leader CONVEY Indonesia, Jamhari Makruf, sebagai moderator.
Penulis: Rizki Ciptaningsih
Editor: Idris Thaha