PPIMUINJKT.AC.ID – “Seorang Ulama Nusantara, Syeikh Nawawi Banten, mengatakan bahwa seorang Muslim harus beradaptasi dengan waktu dan tempat di mana ia hidup.” Hal ini disampaikan Pemimpin Redaksi BincangSyariah.Com, Ibnu Kharish, Lc., M.Hum, yang biasa disapa Ustaz Ahong, saat membuka materi webinar dengan tema “Santri Minelial: Digital atau Ditinggal?”, yang diselenggarakan PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, 29 Oktober 2021.
Menurut Ustaz Ahong, kaum Muslim juga harus terlibat dalam dunia digitalisasi, terutama menghadapi era disrupsi. Di era ini, sangat penting bagi siapa pun, menggunakan platform di media sosial demi menyebarkan berita baik.
Ustaz Ahong menjelaskan, pada awalnya, ia terlibat dari media sosial, karena memiliki tanggung jawab moral untuk menyebarkan Islam yang ramah terhadap manusia, hewan, maupun tumbuhan. Terlebih melawan narasi menakutkan yang disebarkan oleh oknum Muslim yang menginginkan adanya perpecahan.
“Karenanya, cara melawan narasi tersebut adalah dengan ikut terlibat langsung di dalam dunia digital,” paparnya.
Kecenderungan Muslim saat ini yang sering menokohkan seorang influencer di media sosial membuat Ustaz Ahong merasa penting bagi Muslim menguasai digitalisasi demi menarik pengikut kaum Muslim dan menebarkan narasi bahwa Islam itu indah dan toleran.
Ia memaparkan, para santri yang telah bertahun-tahun memperdalam ilmu agama juga harus mengambil peran untuk aktif di media sosial, terutama santri yang beraliran moderat. Para santri moderat tersebut dibutuhkan demi membangkitkan nilai toleransi yang kian hari menurun akibat adanya narasi perpecahan yang dibangun oleh oknum.
Ia juga memberi saran bahwa dalam menokohkan seorang tokoh keagamaan, alangkah baiknya melihat narasi yang dibawa terlebih dahulu. Jika narasi buruk terus digaungkan, lebih baik ditinggalkan. Namun, kaum Muslim juga tak boleh menutup mata, bisa saja terselip narasi baik di dalamnya.
Ustaz Ahong yakin bahwa santri perlu terlibat di dalam dunia digital demi mengikuti perkembangan zaman. Tak hanya laki-laki, santri perempuan juga perlu melibatkan diri di dalamnya demi menebarkan narasi yang menyejukkan.
Nama Penulis : Pang Muhammad Jannisyarief