Jakarta, PPIM – Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, menegaskan bahwa keguyuban dan kerukunan merupakan modal sosial yang dimiliki warga Jawa Timur dan merupakan budaya Indonesia pada umumnya. Hal ini disampaikannya dalam webinar Moderasi Beragama seri 23 yang dihelat secara daring oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta melalui program CONVEY dengan tajuk “Merdeka dalam Keberagaman dan Kesetaraan di masa Pandemi Covid-19”, Jumat, (20/08).
Khofifah mengingatkan bahwa hidup dalam dunia ini selalu bergantung pada orang lain dan tidak bisa berdiri sendiri. Karena itu, nasionalisme religius harus dalam satu tarikan dalam pergerakan kita sebagai bangsa.
“Keberagaman bukanlah ancaman bagi Indonesia justru merupakan sesuatu keselarasan yang memang sudah niscaya sehingga kita harus merawatnya dengan baik,” tandas Khofifah.
Menurut Khofifah, di tengah situasi pandemi Covid-19 ini perlu adanya rasa toleran terhadap sesama. “Toleransi merupakan suatu pekerjaan bersama untuk memperbaiki rasa kemanusian saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid 19 ini,” ujarnya.
Selain Khofifah Indar Parawansa, webinar ini juga dihadiri oleh Amany Burhanuddin Umar Lubis, Rektor UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta dan dimoderatori oleh Jamhari Makruf, Team Leader CONVEY Indonesia.
Penulis: Elvy Farhati
Editor: Abdallah