Jakarta, PPIM – Martin Lukito Sinaga, Pendeta Kristen Protestan mengajak seluruh komunitas agama di Indonesia untuk bersinergi dalam menghadapi pandemi. Hal ini dalam rangka memperkuat kohesi sosial antar umat beragama terutama dalam rangka mewujudkan harmonisasi beragama di masa pandemi.
“Komunitas antar agama perlu mencari potensi moderasi beragama dalam upaya menghadapi pandemi, karena moderasi beragama memiliki arti kemaslahatan bagi publik,” tutur Martin dalam Webinar Series #ModerasiBeragama ke-20 yang bertema “Penguatan Moderasi Beragama di Masa Pandemi” yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (19/2).
Martin juga menegaskan bahwa sikap moderasi beragama merupakan esensi dari ajaran agama.
“Moderasi beragama bertumpu pada nilai-nilai luhur yang melindungi martabat kemanusiaan dan membentuk kemaslahatan umum dengan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” imbuh pengajar di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta ini.
Berdasarkan observasi Martin, praktik moderasi beragama tampak dalam keseharian masyarakat seperti di Desa Nalen, Semarang, dan Desa Balun, Lamongan.
“Kedua desa tersebut menunjukkan sikap harmonis antara kelompok Islam dan Kristen. Di saat pandemi ini, menjadi peluang untuk saling berkerja sama membantu masyarakat yang terdampak Pandemi,” ungkapnya.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jum’at melalui kanal Youtube “PPIM UIN Jakarta” dan “Convey Indonesia”. Selain Martin, diskusi yang dimoderatori oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf, ini menghadirkan pembicara lainnya yaitu, Laifa Annisa Hendarmin (Koordinator Penelitian “Religion, Society and Pandemic” – PPIM UIN Jakarta), dan Aminudin Yakub (Pengurus IKNB Syariah MUI). Perlu diketahui, webinar ke-20 ini menjadi webinar penutup rangkaian kegiatan rutin sebelum menuju ke festival moderasi beragama “CONVEY DAY 2021” dengan tema “berbeda tetap bersama”.
Penulis: Tati Rohayati
Editor: Abdallah