Jakarta, PPIM – Praktisi pendidikan, Henny Supolo Sitepu, M.A., menekankan pentingnya penguatan pendidikan oleh berbagai pihak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketua Yayasan Cahaya Guru menyampaikan hal tersebut menanggapi hasil temuan survey nasional yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui CONVEY Indonesia dan dirilis pada Launching Hasil Survei Nasional 2022 dengan tema”Anak Muda dan Covid-19: Berbineka Kita Teguh, Ber-Hoax Kita Runtuh,” Rabu (5/1).
Mengaku berbicara dari perspektif pendidik, Henny melihat temuan survey menunjukkan ada masalah pada kebhinekaan, nilai kebangsaan, bahkan kemanusiaan generasi muda di Indonesia. Permasalahan ini hanya bisa diselesaikan melalui pendidikan sesuai tujuan didirikannya negara Indonesia pada pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepercayaan pada teori konspirasi pada masa pandemi bukan terjadi secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang panjang. Begitu banyak informasi yang beredar di masyarakat dan hoax sangat erat kaitannya dengan memilah sumber yang terpercaya. Merupakan tugas pendidik untuk mengajarkan anak agar dapat bekerjasama, berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif.
Henni juga melihat banyak faktor yang mempengaruhi temuan anak muda dan pandemi terutama pengaruh pendidikan lingkungan anak. Masalah hoax Covid 19 bukan hanya berasal dari anak muda saja tapi juga generasi yang lebih tua. “Menurut Ki Hadjar Dewantara anak bertumbuh di tiga pusat pendidikan yaitu alam keluarga, perguruan dan pergerakan. Sehingga semua pihak harus ikut bertanggung jawab pada proses pembentukan sikap kritis anak,” ujarnya. “Keluarga, media, sekolah, dan pemangku kebijakan memberikan contoh yang dapat ditiru anak menjadi kurikulum yang lebih bermakna.”
Media terutama perlu mengangkat cerita pandemi yang memberikan inspirasi. Pandemi secara khusus menguak beberapa isu namun seringkali ditampilkan sebagai suatu kegelapan. “Padahal kita ini berada dalam kegelapan pada saat pandemi. Kehilangan anggota keluarga yang meninggal karena Covid,” tuturnya. Justru yang harus diangkat adalah harapan pada masa pandemi. Ia memberikan teladan konsep ‘Jogo Tonggo’ di Jawa Tengah dimana pemuda terjun langsung membantu masyarakat sekitarnya dalam menghadapi Covid.
“Penerapan dalam keseharian jauh lebih bermakna dalam pendidikan kita. Itulah tanggung jawab kita bersama, secara setara, untuk mencerdaskan anak bangsa dimulai dari mencerdaskan diri sendiri,” pungkasnya.
Penulis: Aptiani Nur Jannah