Sekolah dan perguruan tinggi ibarat pilar dalam kemajuan pembangunan nasional menuju peradaban yang lebih baik. Lembaga-lembaga tersebut tidak hanya berkontribusi dalam lingkup pendidikan, tetapi juga menyatukan kekuatan besar para patriot muda, membangkitkan dan memberdayakan demokrasi, serta membangun jiwa nasionalisme. Sebelum keadaan terjadi dalam beberapa dekade terakhir, peran mereka agak dipertanyakan sekarang. Pasalnya, lembaga-lembaga tersebut dituding menciptakan gerakan radikal dan intoleran serta mengancam stabilitas nasional. Gerakan-gerakan tersebut dikatakan diarahkan pada agama tertentu, Islam, dan mereka telah mempromosikan sistem kekhalifahan sebagai gantinya dari sistem pemerintahan yang ada yang tidak mereka sukai.
Berbagai penelitian dan upaya penyelesaian telah dilakukan setelah serangkaian peristiwa intoleran dan radikal yang terus menerus terjadi di sana-sini dengan status yang mengerikan, baik program yang dijalankan dari pemerintah, maupun organisasi masyarakat sipil. Namun insiden mengerikan masih kecil kemungkinannya untuk binasa dari negeri ini. Sayangnya, belum ada penelitian yang menutupi kesepakatan komparatif tentang religiusitas dan perilaku intoleran di kalangan mahasiswa, mahasiswa, dan mahasiswa serta dosennya, dalam sketsa nasional.
Oleh karena itu, studi yang dilakukan oleh CONVEY dan peneliti PPIM UIN Jakarta ini ingin mengumpulkan data siswa berskala nasional dari berbagai latar belakang pendidikan termasuk sekolah menengah umum dan perguruan tinggi Islam reguler dan Islam. Dengan demikian, data tersebut dapat menunjukkan skema temuan komparatif antara masing-masing institusi dan aktor terkait paparan perspektif ekstremisme kekerasan dan radikalisme.
Temuan dan analisis lebih lanjut dari penelitian ini dapat dieksplorasi dalam bukunya “Gen Z: Kegalauan Identitas Keagamaan” (Generasi Z: Kebingungan dalam Identitas Keagamaan), dan dua laporan buku “Api dalam Sekam: Keberagamaan Generasi Z” (Api dalam Sekam : Religiusitas Generasi Z) dan “Sikap dan Perilaku Keberagamaan Guru dan Dosen Pendidikan Agama Islam“ (Religiusitas Guru dan Dosen Pendidikan Agama Islam).
Survei riset juga menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan strategis berbasis bukti yang terbagi dalam dua ruang lingkup: lingkup perguruan tinggi, dengan rekomendasi kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dapat ditelusuri dalam policy brief “Pendidikan Agama bagi Generasi Milenial di Perguruan Tinggi “(Pendidikan Agama untuk Milenial di Perguruan Tinggi / lihat versi bahasa Inggrisnya di sini); dan untuk lingkup SMA, dengan rekomendasi kepada Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dapat diakses dalam policy brief “Ancaman Radikalisme di Sekolah” (Ancaman Radikalisme di Sekolah / lihat versi bahasa Inggrisnya di sini ).
Lihat juga grafik video ilustrasi dan buku infografis di bawah ini.
Survey-Nasional-Keberagamaan-GenZ