STF UIN Jakarta Gelar Kemah Kepemimpinan Pemuda Internasional

PPIM Melihat Perkembangan Pesantren Salafi di Indonesia Cukup Pesat
Juni 11, 2018
Generasi Milenial Minati Buku-Buku Agama
Juni 11, 2018

BOGOR – Lembaga Sosial Kemanusian atau Social Trust Fund (STF) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh Jakarta menggelar International Youth Leadership Camp di Kawasan Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Jumat-Senin (2-5/2/2018).

Kegiatan bertajuk ‘Strengthening The Value of Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Among Young Muslim’ ini diharap memperkuat pemahaman dan praktik Islam Rahmatan lil alamin di kalangan pemuda muslim.

Kordinator Program Muhammad Zuhdi menuturkan, kegiatan kerjasama STF UIN Jakarta dengan PPIM UIN Jakarta dan UNDP ini diikuti 29 orang mahasiswa berbagai perguruan tinggi umum dan keagamaan Islam.

Selain 10 mahasiswa Indonesia, 19 peserta lainnya merupakan mahasiswa asal berbagai negara yang kuliah di UIN Jakarta dan beberapa perguruan tinggi nasional lain.

Dalam kegiatan ini, lanjut Wakil Direktur STF UIN Jakarta ini, para peserta terlibat dalam diskusi tentang perdamaian, Islam Indonesia, dan bagaimana peranan Muslim Indonesia mempromosikan perdamaian bersama sejumlah narasumber ahli. Lainnya, mereka mendiskusikan tentang bentuk dan kecenderungan kekerasan dan radikalisme sempit yang mendorong konflik kemanusiaan.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap, para peserta yang mewakili pemuda Muslim mendapatkan pengalaman baru, pemahaman tentang apa yang disebut Islam moderat, dan bagaimana mereka menghadapi persoalan radikalisme sempit,” paparnya.

Pemahaman Islam rahmatan lil alamin yang lebih baik di kalangan generasi muda, jelasnya, tidak lepas dari tanggung jawab mereka menampilkan Islam sebagai keyakinan yang ramah dan penuh penghormatan terhadap realitas yang berbeda di masa depan.

Terlebih peserta kegiatan berasal dari berbagai negara sehingga diharap menjadi bibit persemaian Islam yang ramah dan toleran saat mereka tampil di wilayah publik masing-masing.

“Kelak, saat tampil di wilayah kepemimpinan publik masing-masing, mereka mampu menjadi agen yang menyuarakan perdamaian dan penyelesaian konflik dan radikalisme sempit,” lanjutnya.
(pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × one =

Indonesia