PPIM.UINJKT.AC.ID – “Filantropi adalah lembaga terdepan yang harus dimanfaatkan untuk promosi Moderasi Beragama,” ujar Jamhari Makruf, Guru Besar Antropologi UIN Jakarta. Pernyataan tersebut diungkapkan dalam webinar Series #ModerasiBeragama dengan tajuk “Kedermawanan dan Filantropi dalam Kerangka Moderasi Beragama” yang dihelat oleh PPIM UIN Jakarta bekerja sama dengan Social Trust Fund UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (28/8).
Jamhari menegaskan bahwa filantropi dan Moderasi Beragama memiliki spirit yang sama yang bermuara pada nilai-nilai universal yang berbasis pada kemanusiaan.
“Secara konseptual, filantropi menekankan aspek keterbukaan, toleran, dan bisa bergaul dengan siapa pun karena bertumpu pada konsep membantu yang berbasis pada nilai humanitarian, “ tandas Team Leader CONVEY Indonesia ini.
Sebagai respons dari gejala ekstremisme kekerasan berbasis primordial yang bertumpu pada sentimen agama dan etnis, filantropi dan Moderasi Beragama memiliki peran penting untuk menanggulanginya.
“Moderasi Beragama memiliki fungsi untuk mengeliminir terjadinya konflik komunal yang berbasis agama, etnis dan acap kali lahir karena faktor kemiskinan. Lembaga-lembaga filantropi adalah yang paling dekat dengan kalangan yang kurang mampu, maka filantropi memiliki sumbangsih untuk mengurangi terjadinya konflik,” tandasnya.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Pada kesempatan ini hadir para narasumber yang bergerak di bidang filantropi, seperti Haidar Bagir (Pendiri dan Direktur Mizan Group); Amelia Fauzia (Direktur STF UIN Jakarta); juga hadir penggerak filantropi dari kalangan NU dan Muhammadiyah, Hilman Latief (Ketua Pengurus LazisMu PP Muhammadiyah); dan Abdur Rouf (Direktur Eksekutif NU Care, LazisNU).
Penulis: Abdallah
Editor: M. Nida Fadla