ISLAMCINTA.CO – Bandar Lampung adalah ibukota Provinsi Lampung di Pulau Sumatera. Kota ini merupakan salah satu kota multikultural dan multireligius karena merupakan melting pot bagi bermacam kebudayaan dan masyarakat berkat letak geografisnya yang strategis di ujung selatan Sumatera. Belum lagi jika melihat basis historis multikulturalisme Lampung sebagai daerah transmigrasi tertua di Indonesia, yang selain suku Lampung asli, terdapat ragam warga pendatang Jawa, Bali, Sunda, Batak, Minang, dan lain-lain.
Melihat kondisi demikian, Lampung dapat saja menjadi wilayah persebaran radikalisme, intoleransi, dan bahkan konflik sosial dan keagamaan jika pemerintah dan segenap civil society- nya tak mampu mengelola keragaman tersebut secara baik. Hal ini terbukti dengan hasil riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2017 dan 2018 yang menunjukkan bahwa Lampung masuk urutan ke-4 daerah berpotensi rentan pengaruh radikalisme. Tak hanya itu, ragam berita penangkapan teroris dan konflik antar-warga di wilayah ini juga turut menghiasi pemberitaan media dalam beberapa tahun terakhir.
Hal penting lain yang juga patut digarisbawahi adalah pemahaman konservatisme, radikalisme agama, dan intoleransi ternyata memiliki korelasi positif dengan rendahnya tingkat literasi. Pada bulan Mei-Agustus 2018 lalu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan sebuah survei terkait tingkat literasi daerah-daerah di Indonesia. Hasilnya, tingkat literasi di Provinsi Lampung tergolong masih sangat rendah, yaitu pada angka 48,43. Angka tersebut bahkan bertengger di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 48,48. Padahal idealnya, angka literasi hendaknya berada pada angka 70.
Karenanya, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi di Lampung, yang pada akhirnya juga dapat berkontribusi bagi pengembangan nilai-nilai perdamaian, maka Gerakan Islam Cinta (GIC) bersama dengan PPIM UIN Jakarta dan Convey Indonesia membuat terobosan melalui program “Roadshow Literasi Cinta”. Kegiatan yang dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2019 tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian lanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya di Kota Bukittinggi, Yogyakarta,
Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Banjarmasin, dan nantinya setelah di Bandar Lampung juga akan dilaksanakan di Surabaya pada November mendatang.
Secara umum, kegiatan Roadshow Literasi Cinta di berbagai kota pada tahun 2019 ini, termasuk di Kota Bandar Lampung, bertujuan untuk menyebarkan semangat literasi berbasis cinta dan mendorong generasi muda untuk: (1) memiliki pemikiran kritis dan terbuka; (2) mendukung pertemuan antar-agama dan mempromosikan visi yang terbuka, inklusif, moderat, egaliter, dan toleran di kalangan pemuda; (3) meningkatkan kesadaran publik tentang keragaman dan ancaman ekstremisme dan radikalisme serta pentingnya merangkul dan melestarikan keanekaragaman; dan (4) mengumpulkan kaum muda dan mendukung mereka sebagai agen perdamaian.
Secara khusus, kegiatan “Roadshow Literasi Cinta” di Kota Bandar Lampung akan diisi dengan ragam kegiatan menarik dan atraktif untuk dapat menjangkau kalangan generasi muda lintas agama melalui beberapa rangkaian acara seperti bincang buku serial Gen Islam Cinta berjudul “Fikih Milenial” yang ditulis oleh Ayi Yunus, dosen hukum Islam dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, esensi buku ini menarik untuk diperbincangkan di kalangan milenial, karena dapat menjawab banyak kegalauan yang dihadapi oleh kalangan muda ketika berhadapan dengan hukum Islam. Selanjutnya, diselenggarakan juga kegiatan forum lintas agama dan generasi di Woods Stairs Bandar Lampung yang di hadiri oleh Romo Roy tokoh pejuang demokrasi Bandar Lampung. Selanjutnya, diselenggarakan juga bazar/pameran Literasi Cinta, talkshow dan pelatihan Literasi Cinta, dan pentas puisi cinta. SMA Xaverius dipilih sebagai tuan rumah dalam acara yang juga mempertemukan perwakilan siswa-siswa SMA/sederajat yang ada di Kota Bandar Lampung.