Jakarta, PPIM – Ketua Pengurus Pusat Aisyiyah, Alimatul Qibtiyah, memberikan tips untuk menghindari perpecahan karena perbedaan pandangan. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini ini mengajak bangsa Indonesia untuk mengapresiasi setiap kebaikan yang ada pada diri orang lain.
“Untuk menghindari perpecahan karena pebedaan, diperlukan sikap bijak dengan cara melihat nilai kebaikan dalam setiap ajaran/keyakinan/background orang lain”, ungkapnya dalam Webinar Series #ModerasiBeragama yang ke-18, dengan tema “Ormas, Ulama dan Moderasi Beragama ” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (22/1).
Komisioner Komnas Perempuan ini menjelaskan pentingnya moderasi dalam memandnag perbedaan. Menurutnya, perbedaan terjadi karena adanya keragaman, atau adanya perbedaan lingkungan, perbedaan cara pandang, beda bacaan/referensi ataupun perbedaan lainnya. Karena kehidupan di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam bentuk entitas yang berbeda disitulah menimbulkan perbedaan yang ada diatas.
“Moderasi beragama berarti kesedangan atau tidak kekurangan atau tidak kelebihan. Orang sering bilang, orang-orang dengan moderasi beragama seolah-olah tidak punya pendapat karena plin-plan. Padahal, moderasi beragama itu sikap mengurangi kekerasan dan menghindari keekstreman dalam praktek agama,” ungkap Alimatul.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Selain Alimatul, diskusi yang dimoderatori oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf, ini dihadiri juga oleh narasumber lainnya yaitu Maria Ulfah Anshor, Anggota Majelis Musyawarah KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) dan Najib Kailani, Peneliti Riset “Ulama, Politik, dan Narasi Kebangsaan” (PusPIDep UIN Sunan Kalijaga).
Penulis: Grace Rachmanda
Editor: M. Nida Fadlan