Jubir Kemenag: Santri Jadi Agen Kampanye Moderasi Beragama

Santri Pelopor Moderasi Beragama Di Dunia
Oktober 25, 2020
Komunitas Gema Perdamaian: Generasi Milenial Harus Kreatif
November 15, 2020

Jakarta, PPIM – Juru Bicara Kementerian Agama RI, Oman Fathurahman, menyebut santri berpotensi menjadi agen dalam mengkampanyekan moderasi beragama. Pernyataan itu disampaikan Oman dalam Webinar Series #ModerasiBeragama bertema “Santri Sebagai Pelopor Moderasi Beragama” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (23/10).

“Syarat menjadi moderat itu harus berilmu, harus berbudi, dan yang terakhir dia harus selalu berhati-hati karena untuk menjadi moderat dia juga harus tahu kiri kanan yang ekstrem sehingga dia harus hati-hati. Ini 3 hal yang harus jadi nilai dalam moderasi beragama,“ ungkap Oman menjelaskan alasan mengapa santri dianggap mumpuni menjadi agen moderasi beragama.

Oman yang juga pernah menjadi santri di Tasikmalaya, Jawa Barat, juga mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah perkara sulit bagi santri. Santri selalu dididik untuk menjadi pribadi yang bersahaja, mandiri, guyub, cinta tanah air, dan kematangan dalam berpengetahuan. Untuk itu, Oman mengajak para santri, kiai, dan nyai di seluruh Indonesia untuk terus menjadi yang terdepan dalam menggaungkan moderasi beragama.

“Moderasi beragama bukan mengajak liberal, bukan juga mendangkalkan cara kita beragama tapi moderasi beragama adalah cara kita menjadi paripurna sebagai hamba allah dan sebagai manusia agar tercipta sebuah keseimbangan,“ ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jum’at melalui kanal Youtube “PPIM UIN Jakarta” dan “Convey Indonesia”. Selain Oman, diskusi yang dimoderatori oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf, ini menghadirkan narasumber lainnya yaitu, Dito Alif Pratama (Founder Santri Mengglobal Nusantara) dan Kamilia Hamidah (Peneliti Riset Ketahanan Pesantren terhadap Radikalisme, Convey Indonesia).

Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Zhella Apriesta, M. Nida Fadlan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × two =

Indonesia