MAARIFINSTITUTE.ORG – Tindakan intoleransi dan ekstremisme kekerasan yang dilakukan anak muda, baik atas nama suku, agama, ras maupun antar-golongan, masih menjadi PR bersama yang mesti dituntaskan di tanah air Indonesia. Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, opini mengenai intoleransi dan keterlibatan anak muda dalam aksi ekstremisme kekerasan bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) pada 2010 menunjukkan bahwa 48,9% siswa di Jabodetabek menyatakan kesetujuannya terhadap aksi radikal. Sementara itu, survei paling mutakhir dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta pada 2017 terhadap kalangan mahasiswa dan pelajar menunjukkan opini radikal sebesar 58%, opini intoleransi internal sebesar 51,1%, dan opini intoleransi eksternal sebesar 34,4%.
Anak muda, sebagai bakal calon aktor perdamaian Indonesia masa depan, perlu disediakan ruang untuk melakukan konsolidasi dalam rangka meneguhkan keragaman yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, MAARIF Institute mengajak anak muda Indonesia yang memiliki pandangan terbuka, visioner dan aktif mengkampanyekan perdamaian untuk bertemu dalam sebuah forum nasional bertajuk “Indonesia Millennial Movement – Percaya Indonesia”.
Indonesia Millennial Movement merupakan sebuah forum yang mempertemukan anak muda bangsa dari beragam suku, agama, ras dan antar-golongan untuk membincangkan dan merumuskan bersama terkait usaha-usaha perdamaian dalam rangka pencegahan terhadap ekstremisme kekerasan. Forum ini mengangkat tema “Percaya Indonesia”, sebuah tema yang mencerminkan keyakinan dan penghargaan atas keragaman yang ada di Indonesia.
Pada pelaksanaannya, forum ini akan bersama-sama membicarakan mengenai rumusan perdamaian dan pencegahan ekstremisme kekerasan dan radikalisme di Indonesia. Ragam sesi dalam forum ini akan diisi oleh berbagai pembicara keren yang menginspirasi, seperti; artis muda pegiat kampanye damai, akademisi, dan aktivis muda perdamaian.
Puncaknya, Indonesia Millennial Movement akan melahirkan sebuah deklarasi yang digagas oleh anak muda milenial dalam rangka merawat dan mempertahankan perdamaian dan kebinekaan bangsa, serta pencegahan dari ekstremisme kekerasan. Deklarasi ini nantinya akan diserahkan kepada berbagai mitra pemegang kebijakan, juga diharapkan mampu menjalin aksi bersama dengan mitra tersebut, diantaranya; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud); Kementerian Agama (Kemenag); Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora); Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti); Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Indonesia Millennial Movement akan diikuti oleh 100 peserta terseleksi, terdiri dari mahasiswa/pelajar/aktivis akar rumput dengan rentang usia 17-25 tahun, yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Sistem seleksi dinilai berdasarkan pada penulisan esai, motivasi, vlog terbaik, serta kelengkapan berkas administrasi peserta ketika mendaftar. Pendaftaran peserta dibuka hingga 26 Oktober 2018.
Indonesia Millennial Movement akan berlangsung selama lima hari pada 9-13 November 2018 dengan memadukan metode di dalam ruangan (in door) dan di luar ruangan (out door). Sesi in door akan diisi dengan ragam kegiatan seperti TED Talk Show, Focus Group Discussion, Powerful Public Speaking. Sementara sesi out door terdiri dari kunjungan ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, serta eksibisi dan kampanye perdamaian yang akan dilaksanakan di Kawasan Kota Tua, Jakarta.
Kegiatan Indonesia Millennial Movement terlaksana atas kerjasama MAARIF Institute dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta dan UNDP Indonesia – CONVEY Indonesia.
Informasi lebih lanjut, hubungi:
Email : millenial2018@maarifinstitute.org
Website : http://maarifinstitute.org/indonesia-millenial-movement/
Contact Person (WA) : 085720175724 (Aidul), 081282368830 (Fithri), 085710692079 (Pripih)