Jakarta, PPIM – “Homeschooling memiliki ketahanan dan kerentanan bagi berlangsungnya proses transmisi dan kultivasi nilai-nilai keagamaan yang radikal” papar Arief Subhan, Koordinator penelitian Homeschooling Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta. Hal ini disampaikan oleh Arief pada Webinar Series #ModerasiBeragama yang berjudul “Peran Keluarga dalam Moderasi Beragama” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia secara virtual, Jumat (8/1).
Arief menjelaskan berdasarkan penelitian yang ia lakukan, jenis homescooling di Indonesia dibagi menjadi dua tipologi, yaitu yang berbasis agama dan yang berbasis non-agama. Homeschooling berbasis Islam dapat dibebedakan antara yang berbasis Islam salafi inklusif, dan salafi eksklusif.
Arief kemudian memaparkan bahwa pada homeschooling berbasis non-agama dan Islam salafi inklusif memiliki ketahanan yang kuat terhadap paham ekstremisme. Hal ini dikarenakan homeschooling tipologi tersebut mendorong siswanya untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan orang dari yang berbeda latarbelakang.
Namun, menurut Arief, homeschooling yang berbasis Islam salafi eksklusif memiliki kerentanan terhadap paham ekstremisme. Ia mengatakan “siswa homeschooling yang berbasis Islam salafi eksklusif, khususnya yang berbentuk homeshooling tunggal, memiliki kerenanan lebih besar terhadap ideologi-keagamaan yang bercorak radikal karena mengalami spiral pengucilan diri.” Ia menjelaskan lebih lanjut, hal ini dikarenakan siwa tidak didorong untuk membangun engagement dengan komunitas dan tidak didoring untuk mengenal keragaman.
Arief menegaskan pentingnya mewajibkan dan memfasilitasi siswa-siswa homeschooling untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan kelompok dari berbagai latar belakang. Hal tersebut penting untuk dilakukan guna memupuk nilai toleransi dan membangun ketahanan terhadap paham ekstremisme.
Webinar ini dipandu oleh dihadiri oleh Prof. Jamhari selaku Team Leader CONVEY Indonesia dan menghadirkan narasumber lainnya yaitu Siti Nur Andini dari Manager Program Keluarga Kita dan Noor Huda Ismail sebagai Produser Film “Seeking the Imam”.
Penulis : Humairah
Editor: Fikri Fahrul Faiz