Jakarta, PPIM – “5 dari 7 orang tua masih sering melihat ujaran kebencian terhadap agama, suku, ras tertentu,” ujar Siti Nur Andini memaparkan temuan survey Program Keluarga Kita mengenai perilaku orang tua di dunia digital. Ia menyampaikannya dalam Webinar Series #ModerasiBeragama bertema “Peran Keluarga dalam Moderasi Beragama” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (8/1).
Temuan lainnya, menurut Andin yang merupakan Manager program tersebut, adalah
bahwa 1 dari 10 orang tua tidak pernah memeriksa informasi yang diterima sebelum disebar ke orang lain. Selain itu, 4 dari 7 orang tua memilih untuk tidak menegur orang yang melakukan kebencian tersebut. Untuk itu, Andin mengingatkan bagaimana pentingnya peran orang tua dan keluarga.
“Keluarga adalah pendidik utama dan pertama dalam kehidupan seorang anak dan saya percaya akan hal itu,” tutur Andin.
Mengingat pentingnya peran keluarga, Andin pun Menyusun kurikulum Pendidikan Kekeluargaan yang berdasarkan cinta. “CINTA ini merupakan akronim –C adalah cari cara, I adalah ingat impian tinggi, N adalah nerima tanpa drama, T adalah tidak takut salah dan A adalah asyik main Bersama.” Papar Andin.
Dengan kurikulum ini, ia berharap agar orang tua dapat membangun hubungan reflektif dengan anak sehingga kedisiplinan positif dapat terwujud. Ia menegaskan bahwa dalam mendidik anak, ancaman dan hukuman sangatlah tidak perlu karena dapat menghambat anak belajar efektif sehingga tidak siap dalam menghadapi dunia luar.
Ia juga berpesan kepada para orang tua bahwa, “hubungan yang baik dapat tercpta dari hal kecil yang dilakukan setiap hari.” Orang tua harus dapat mendukung anak, mendengarkan anak, menumbuhkan empati, berkomunikasi efektif dan membangun interaksi menyenangkan agar anak merasa nyaman dan berani berpendapat.
Webinar ini dipandu oleh dihadiri oleh Prof. Jamhari selaku Team Leader CONVEY Indonesia dan menghadirkan narasumber lainnya yaitu Arief Subhan sebagai Koordinator Penelitian “Homeschooling” PPIM UIN Jakarta dan Noor Huda Ismail sebagai Produser Film “Seeking the Imam”.
Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Fikri Fahrul Faiz