ISLAM CINTA – Bandung sebagai kota metropolitan di Provinsi Jawa Barat, memiliki beberapa julukan seperti “Kota Kembang” dan “Parisj Van Java—paris nya pulau jawa.” Bahkan sekarang ini, Bandung di juluki sebagai Kota Kreatif (Creative City) dan Kota Welas Asih (Compassionate City). Sejumlah julukan positif terhadap Kota Bandung terus berdatangan, dan tentu itulah yang diharapkan.
Meskipun pemerintah dan masyarakat Bandung telah melakukan berbagai upaya serius terhadap pencegahan konflik dan kekerasan, bukan tidak mungkin kalau tidak terus diantisipasi, kedepan Bandung berubah julukan menjadi kota konflik (conflict city) atau kota kekerasan (violence city) mengingat sampai saat ini Jawa Barat adalah provinsi dengan kasus intoleransi tertinggi di Indonesia, khususnya selama delapan tahun terakhir. Dan Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat bukan tidak mungkin menjadi tempat yang strategis —kecuali bila terus diantisipasi— terhadap tumbuhkembangnya intoleransi dalam kehidupan masyarakat terutama di kalangan milenial. Sebagaimana kita ketahui, generasi milenial memiliki jangkauan pergaulan yang luas dan relatif otonom, sering dianggap sebagai sasaran empuk untuk disusupi paham-paham radikal.
Salah satu penyebab yang paling dianggap bertanggung jawab atas kondisi tersebut, adalah kemenangan kelompok konser vatif dalam merebut ruang-ruang baca generasi Muslim milenial. Sebagaimana temuan riset tim peneliti dari Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakar ta, ditengarai ruang- ruang baca generasi milenial disesaki oleh referensi keislaman populer yang menampilkan ‘wajah keras’ Islam. Karenanya, menjadi sangat urgen untuk mengimbangi ruang baca tersebut dengan wajah ramah Islam yang penuh cinta.
Sejak tahun 2015, Gerakan Islam Cinta (GIC) bergiat dalam mengisi ruang kosong tersebut dengan memproduksi buku-buku serial Islam cinta, untuk mempromosikan Islam ramah dan penuh cinta kepada masyarakat luas. Buku-buku Islam cinta telah menjadi rujukan bagi masyarakat, terlebih kawula muda dalam berupaya mewujudkan cinta kasih dan perdamaian di tengah masyarakat.
Di tahun yang sama, terbentuk pula komunitas milenial yang disebut Gen Islam Cinta (Gen IC). Pembentukan komunitas ini berangkat dari permintaan kalangan milenial agar GIC dapat menjadi wadah passion mereka dalam mengkaji dan berpartisipasi dalam menyebarluaskan pesan cinta dan damai agama Islam.
Di tahun ini, Gerakan Islam Cinta bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam program CONVEY Indonesia membuat terobosan buku serial populer Literasi Islam Cinta (LIC). Tidak tanggung-tanggung, 20 judul literatur populer mengenai Islam yang sejuk nan ramah diproduksi 500 eskemplar. Tentu saja, hadirnya buku dipersembahkan khususnya kepada generasi muslim milenial dan dalam rangka menajikan narasi alternatif untuk mencegah penyebaran paham ekstremisme dan radikalisme bernuansa kekerasan yang juga meyesar generasi muda.
Selain memproduksi buku, GIC juga mensyiarkan pesan damai dari buku serial populer tersebut ke beberapa kota. Di samping membedah konten buku yang bermuatan nilai-nilai wasathiyah dalam Islam, diskusi yang dikemas dalam event Roadshow Islam Cinta turut menghadirkan pengkaji dan penanggap dari academia dan komunitas baca akar rumput, dan pemuda penggerak perdamaian.
Roadshow Islam Cinta akan hadir di penghujung pekan ini, taggal 14-16 Desember 2018 di Kota Welas Asih, Kota Bandung, Indonesia.
#AyoSebarkanCinta
#MeyakiniMenghargai