PPIM.UINJKT.AC.ID – Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menekankan pentingnya peran perempuan dalam kesuksesan konsep moderasi beragama. Ia menekankan perempuan sebagai aktor signifikan dalam konteks memenangi kontestasi pandangan agama. Ia percaya perempuan mampu menjalankan multi-perannya sebagai pribadi, istri, ibu, dan penggerak masyarakat dalam pelaksanaan moderasi beragama.
Pernyataan itu disampaikannya dalam Webinar Series #ModerasiBeragama bertema “Perempuan Bicara Moderasi Beragama” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (14/8). Alissa pun menekankan konsep moderasi beragama dalam konteks Indonesia.
“Konsep moderasi beragama adalah keberagamaan dalam keberagaman Indonesia,” ungkap putri dari Presiden Keempat Republik Indonesia ini.
Dalam konteks sosial politik, Alissa melihat adanya ketegangan antara dua praktik beragama di Indonesia yaitu Islam eksklusif dan Islam inklusif. Meskipun menurutnya, isu ekslusivisme beragama bukan hanya isu islam dan Indonesia saja. Itu merupakan juga isu global. Ekstremisme dan eksklusivisme beragama ada di semua agama di seluruh dunia.
Konsep moderasi beragama sejalan dengan misi yang diusung Jaringan Gusdurian. Alissa mengatakan bahwa organisasi ini meneladani sosok Gus Dur. Poinnya bukan membela minoritas, tapi menegakkan keadilan.
“Moderasi beragama layaknya rumah yang beratapkan kemaslahatan dan semangat wathoniyah, berfondasi prinsip adil dan berimbang dan berpilar pada komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kerasan, dan penerimaan terhadap tradisi,” ungkap Alissa.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Selain Alissa, webinar ini juga dihadiri para narasumber perempuan lainnya, seperti Oki Setiana Dewi (Kandidat Doktor SPS UIN Jakarta, Siti Ruhaini Dzuhayatin (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI), Yunita Faela Nisa (Wakil Dekan Psikologi UIN Jakarta, Peneliti PPIM), dan dipandu oleh Jamhari Makruf sebagai Team Leader CONVEY Indonesia.
Penulis: Aptiani Nur Jannah
Editor: Aziz Awaludin