Jakarta, PPIM – Komisioner Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor, menyebut pentingnya meneladani para ulama agar menumbuhkan sikap moderat dalam beragama. Menurut Maria yang juga Anggota Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) ini, para ulama Indonesia memiliki peran yang strategis dalam syiar Islam khususnya melalui akulturasi budaya
“Para wali songo menyebarkan Islam dengan medium yang terkenal yaitu wayang. Saya kira ini sebuah metode dakwah yang luar biasa karena penyebaran agama dengan tetap mempertahankan kebudayaan lokal,” ungkapnya dalam Webinar Series #ModerasiBeragama yang ke-18, dengan tema “Ormas, Ulama dan Moderasi Beragama ” yang dihelat oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (22/01).
Lebih jauh, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia ini menunjukkan bahwa peran ulama dapat mentransformasikan doktrin Islam melalui praktik dan keyakinan masyarakat lokal dengan berbagai pendekatan yang persuasif.
“Hal yang bisa kita diteladani dari ulama adalah memahami teks sekaligus konteks sehingga dapat melahirkan nilai-nilai moderasi yang mengarah pada Islam yang ramah. Selain itu, pesan keagamaan harus disampaikan dengan cara yang baik tanpa kekerasan dan menekankan prinsip kemajemukan sebagai modal sosial dan politik untuk persatuan Indonesia,” ungkap Maria.
Selain itu, Maria juga menyoroti pentingnya sikap Moderasi Beragama agar dapat dijalankan oleh berbagai kalangan masyarakat di semua level. Menurutnya, penerapan moderasi beragama secara sistemik harus semakin diperkuat.
“Penguatan moderasi beragama harus dilakukan secara sistemik, mulai dari tingkat individu, keluarga, dan lingkungan sekitar kita sebagai subsistem, dengan cara mengarusutamakan nilai-nilai wasathiyah. Pada level makro, wasathiyah telah menjadi kebijakan yang tertera dalam Rencana Pembagunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024,” terang Maria.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Selain Maria, diskusi yang dimoderatori oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf ini, juga dihadiri juga oleh narasumber lain yaitu Alimatul Qibtiyah,
dari Komnas Perempuan; dan Najib Kailani dari PusPIDeP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Abdallah