PPIM UIN Jakarta-Nusatenggara Centre Gelar “Youth Camp Lombok”

Gawat! Buku Keislaman NU dan Muhammadiyah Kurang Diminati Generasi Milenial
Juni 11, 2018
PPIM Melihat Perkembangan Pesantren Salafi di Indonesia Cukup Pesat
Juni 11, 2018

KANALINDONESIA.COM, MATARAM :Gubernur NTB Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, hadir membuka kegiatan “Youth Camp Lombok for Peace Leaders”, Senin(22/1/2018). Hadir pula Direktur Nusatenggara Centre Prof. Dr. Suprapto, Prof. Fuad Jabali dari PPIM UIN Jakarta, dan perwakilan Pemda KLU.
Kegiatan yang dipusatkan di area pantai Klui, Desa Malakka, Kecamatan Pemenang, KLU ini dihadiri 200 mahasiswa dari 78 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia. Kegiatan ini berkat kerjasama PPIM UIN Jakarta dengan Nusatenggata Centre NTB.
TGB sapaan akrab Zainul Majdi didaulat mengisi majelis harmoni dengan tema Islam Rahmatan lil Alamin. Dalam paparannya, TGB mengingatkan agar mahasiswa mampu menjadi agen perdamaian. Selama ini kata TGB, banyak terjadi kekerasan mengatasnamakan agama akibat pemahaman terhadap Islam yang salah. Padahal sejatinya Islam mengajarkan kedamaian.
Islam adalah agama yang tidak tertutup, melainkan senantiasa membangun silaturahim, berdiskusi, berkenalan dalam konteks yang baik dengan pemeluk agama lainnya. Karena silaturahim itulah jadi konteks yang subur mengenalkan Islam yang baik.
Sementara itu, Direktur Nusatenggara Centre Prof. Dr. Suprapto, M.Ag., mengemukakan kegiatan ini dilaksanakan berkat kerjasama Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri-UIN Jakarta dan Nusatenggara Center (NC) NTB.
Dia mengemukakan, di Indonesia, kekerasan, radikalisasi, terorisme, dan ekstremisme mengalami peningkatan. Lebih dari 200 kasus kekerasan berbasis agama setiap tahunnya terjadi. Hal ini ditandai oleh meningkatnya kelompok-kelompok yang melakukan aksi radikalisme dan ekstremisme, kasu-kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti di pulau, Sulawesi, Sumatra, Aceh, Maluku ,NTB, dan lain-lain.
Sejumlah catatan penting lainnya berkaitan dengan gerakan radikalisme dan ekstremisme antara lain adalah masih menguatnya narasi kekerasan di kalangan pemuda baik di sekolah-sekolah, pondok pesantren dan perguruan tinggi. Kalangan pemuda merupakan segmen yang belum sepenuhnya terlepas dari cengkeraman gerakan radikal dan terorisme. Remaja merupakan kelompok yang rentan terpengaruh ideologi radikal.(Yus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × 5 =

Indonesia