Menag Luncurkan Kampanye #MeyakiniMenghargai CONVEY Day 2019

Kenapa Generasi Milenial Rentan Terkena Paham Radikalisme?
Maret 12, 2019
Survei Nasional Sikap Keagamaan dan Intoleransi Guru
Maret 28, 2019

KEMENAG.GO.D – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjadi keynote speaker sekaligus meluncurkan kampanye  Festival#MeyakiniMenghargai 2019 yang diselenggarakan Convey Indonesia bekerja sama dengan PPIM UIN Jakarta dan UNDP.

Acara yang dihadiri ratusan kaum millenial dan masyarakat umum ini digelar di Nine Thamrin Ballroom, Jakarta Pusat, Rabu (20/02).

Festival#MeyakiniMenghargai menjadi wadah diseminasi peningkatan kesadaran dan call to action seluruh eleman masyarakat dalam mencegah ekstremisme kekerasan.

Menag Lukman dalam keynote speech menyampaikan bahwa menjadikan kaum millenial sebagai target dan sasaran utama Convey, sangat tepat dalam konteks mempersiapkan masa depan kehidupan keagamaan yang damai di Indonesia.

“Kita semua tahu bahwa pada 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dengan 70% jumlah penduduk dalam usia produktif. Di antara mereka adalah anak-anak dan remaja yang akan menentukan wajah Indonesia,” kata Menag.

Mengapa masa depan dan wajah Indonesia sangat terkait dengan agama? Menurut Menag, itu karena berbagai kajian mengkonfirmasi bahwa Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara yang warganya menempatkan agama sebagai faktor penting dan menentukan sikap hidupnya.

“Mengamalkan ajaran agama adalah cara kita menjaga Indonesia. Sebagaimana menunaikan kewajiban negara adalah wujud pengamalan ajaran agama,” ujar Menag.

Tampak mendampingi Menag Staf Ahli Oman Fathurahman, Team Leader of Convey Indonesia, Jamhari dan UNDP Deputy Resident Representative in Indonesia Sophie Kemkhadze.

Menurut Menag seiring dengan era disrupsi di mana terjadi perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, karekater dan perilaku beragama kaum muda milenial juga banyak berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah umat digital, senang dengan materi keagamaan yang dikemas kreatif, inovatif, menyenangkan dan sekaligus mudah diakses.

“Jika kita tidak hadir di tengah-tengah mereka untuk menyediakan materi keagamaan yang sejuk, damai, toleran dan sesuai dengan watak milenialnya, maka jangan disalahkan kalau bandul kecendrungan kehidupan keagamaan Indonesia di masa depan mengarah kepada sikap-sikap intoleran, eksklusif, ektrem, penuh kekerasan dan bahkan mungkin tindakan terorisme,” kata Menag,

Ia menambahkan, program-program yang telah dijalankan Convey Indonesia sesungguhnya bukan hanya kebutuhan kelompok agama tertentu saja atau satu dua kelompok keagamaan. Melainkan kebutuhan semua, yakni kebutuhan untuk merawat keragaman, mencegah ektremisme dan kekerasan serta membangun peradaban.

Area program Convey Indonesia, lanjut Menag, cukup komprehensif; mencakup riset, survey, advokasi kebijakan dan kampanye publik yang sebagiannya menyasar stakeholder Kementerian Agama, antara lain: para penyuluh agama, takmir masjid, dosen dan guru agama, siswa siswi madrasah, dan lainnya.

“Tentu program tersebut sejalan dengan komitmen Kementerian Agama untuk terus menerus menggaungkan pentingnya moderasi beragama, yakni mengedepankan sikap dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah (wasathiyah), selalu bertindak adil, berimbang dan tidak ekstrem dalam praktik beragama,” tandas Menag.

“Dengan mengharap ridha Allah SWT seraya mengucap Bismillahirahmanirrahim dengan ini saya resmikan Peluncuran Kampanye#MenyakiniMenghargai Convey Day 2019,” tutup Menag.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + eight =

Indonesia