LPM-ALITQAN.COM – Roadshow “Literasi Islam Cinta” diadakan di 5 Kota di Indonesia, Bukittinggi dipercaya menjadi kota pertama. Penuturan dari kang Edi selaku Ketua dari Gerakan Islam Cinta (GIC) mengatakan “Saya melihat ada energi positif dan semangat yang luar biasa di kota Bukittinggi terutama melihat antusias serta semangat mahasiswa IAIN Bukittinggi, ini membuktikan bahwa Mahasiswa IAIN Bukittinggi mempunyai cita cita yang besar”. Kegiatan roadshow berlangsung selama 2 hari, tepatnya kamis-jum’at, 29-30 November 2018. Bentuk dari kegiatan yang dilaksanakan melalui serangkaian presentasi, sosialisasi dan diskusi. Roadsow literasi Islam Cinta ini bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Akidah Filsafat Islam (AFI) sebagai kepanitiaan dalam mensukseskan acara Roadsow Literasi Islam Cinta ini.
(Keantusiasan Peserta Roadshow Literasi Islam Cinta Pada Prosesi Tanya jawab)
Hari pertama, kamis 29 November 2018 kegiatan yang dilakukan yaitu ramah tamah (Audiensi) ke IAIN Bukittinggi Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah. Selanjutnya pada malam harinya GIC mengadakan siaran di RRI Bukittinggi. Hari kedua, jumat 30 November 2018, kegiatan yang dilaksanakan berupa bincang buku serial “Islam Cinta” di Kampus 2 IAIN Bukittinggi. Kang Edi menuturkan Gerakan Islam Cinta (GIC) ini di Inisiasi oleh beberapa Tokoh salah stunya Hedar Bagir. Tujuannya mengingatkan kembali pada kita semua bahwa agama Islam cinta, agama yang sejuk, agama yang damai. GIC sebagai respon terhadap Intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. GIC ingin mempromosikan bahwa Islam itu agama cinta, agama damai, Agama sejuk. GIC ini bertujuan untuk mengajak kita selaku generasi muda muslim agar terus mengenalkan Islam dengan ajarannya yang penuh kasih sayang.
(Team GIC pada Saat mengisi Acara Dari kamu Untuk Kamu (DKUK) di RRI Bukittinggi)
“Literasi menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa, kemajuan suatu bangsa bergantung pada generasi selanjutnya, harapan saya generasi muda harus konsisten dan keep spirit, karena kelemahan kita adalah inkonsisten, bahasa agamanya tidak istiqhomah” Ungkapan kang Edi.
GIC lahir pada 20 Januari 2012, hampir 7 tahun, GIC berkampanye untuk menjaga anak muda taat pada agama Islam. GIC beranggotakan banyak sekali lebih kurang 10.000 orang data tahun 2015. GIC tahun 2018 memproduksi 20 judul buku dipersembahkan untuk generasi milenial. Kang Adzar Muhammad Akbar selaku penulis mileneal membagikan kiat-kiat kreatif dalam menulis “ Dalam menulis, pertama kita harus up to date dengan kejadian terkini, kedua kita menulis bukan hanya enak buat diri kita sendiri, tetap enak, ringan, dan renyah juga buat pembaca, kita harus menyesuaikan pemilihan kata, pengaturan kata, serta diksinya. Terakhir dalam menulis harus ada cinta, saya menulis untuk orang-orang yang saya cinta, karena jika kita menulis dengan cinta maka kita akan sepenuh hati menulisnya.”Ungkap kang adzar.
Kang Adzar mengatakan “ antusias mahasiswa IAIN Bukittinggi terhadap Gerakan Islam Cinta (GIC) luar biasa, ini diluar ekspektasi saya, mahasiswa sangat antusias terhadap GIC, pertanyaannya luar biasa, mengikuti kegiatan dengan baik, ini adalah pengalaman berharga yang tak akan saya lupakan seumur hidup. Harapan saya kita bersama-sama dengan GIC dengan Literasi cinta menyebarkan pesan damai, pesan cinta. Saya harap ini menjadi jembatan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi menyebarkan suara-suara perdamaian, suara-suara tentang cinta”. Negeri kita bukan lah negeri yang kekurangan orang yang baik, orang yang cinta damai. Orang radikal dan keras itu sebenarnya sedikit namun suara mereka lantang, kita hanya kurang lantang, mari kita lantangkan perdamaian itu.// Ayu Weri Nadiaty
sumber : http://lpm-alitqan.com/featured/hmps-afi-sukseskan-roadshow-literasi-islam-cinta/