Selama dua dekade terakhir, Indonesia telah menyaksikan ekspansi gerakan Salafi yang luar biasa. Kelompok-kelompok tersebut menerima banyak hibah dari Timur Tengah, mengembangkan norma dan ajaran budaya mereka dari kota-kota besar hingga pinggiran kota kecil. Pendirian pesantren salafi bertujuan untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk menjaring lebih banyak kader yang mampu melakukan dakwah di masyarakat. Terlepas dari beberapa budaya yang tidak sesuai untuk Indonesia, mereka menyebarkan norma dan budaya Timur Tengah dan menggambarkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam norma praktis agama dengan interpretasi mereka sendiri tentang Islam.
Oleh karena itu, tidak mengherankan juga untuk menyaksikan beberapa ketegangan yang ditujukan kepada pengikut Salafi dari komunitas Muslim Indonesia lainnya.
Menanggapi kemajuan besar Salafi di Indonesia dan bagaimana memicu ketegangan dari orang lain, PPIM UIN Jakarta di bawah proyek CONVEY membuat database gerakan Salafi di Indonesia. Banyaknya lembaga pendidikan dan pesantren dengan fasilitas yang mumpuni namun biaya kuliah yang murah, sehingga menarik banyak orang tua dan siswa. Mereka bahkan telah mendirikan banyak stasiun radio dan televisi.
Database tersebut kemudian mengumpulkan data pendidikan agama Salafi, kurikulum yang diterapkan, koleksi buku di perpustakaan mereka, donatur, guru, dan sebagainya.
Data lengkap dapat diakses di situs web PPIM atau langsung melalui sini.
Mengenai bagaimana lembaga pendidikan mereka muncul secara luas, penelitian ini juga merekomendasikan beberapa rekomendasi kebijakan yang berharga khususnya kepada Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lihat ringkasan kebijakan “Mencermati Berkembangnya Pendidikan Kelompok Salafi” (Melihat Lebih Dekat Perkembangan Pendidikan Kelompok Salafi / lihat versi bahasa Inggris di sini).