GATRA.COM – Sebanyak 46,09% guru beragama Islam di Indonesia memiliki opini atau pandangan radikal. Fakta itu tercermin dari hasil survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta terhadap kepada 2.237 guru muslim dari berbagai jenjang sekolah di 34 provinsi di Indonesia.
Survei ini dilakukan pada 6 Agustus – 6 September 2018 menggunakan kuisioner dengan responden guru berdasarkan teknik probability proporaional to size (PPS). Untuk tingkat kepercayaan survei 95% dengan margin of error (MoE) 2,07%.
“Menggunakan kuisioner, guru beropini radikal sebanyak 46,09%. Sementara itu 53.93% tidak memiliki opini moderat,” kata Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta Saiful Umam di Jakarta Selatan, Selasa (16/10).
Menggunakan alat ukur yaitu Implicit Association Test (IAT), guru yang memiliki opini radikal hanya 14,28%. Sementara itu 85,76% memiliki pandangan moderat.
Dalam hal opini radikal dan intensi-aksi radikal, hasil survei juga menunjukan 33% guru anjurkan orang lain agar ikut berperang mewujudkan negara Islam. Sedangkan 29% setuju ikut berjihad di Filipina Selatan, Irak dan Suriah untuk mendirikan negara Islam.
Saiful menambahkan intensi-aksi radikal diukur menggunakan enam pernyataan yang sudah teruji validasinya. Antara lain ‘bila ada kesempatan apakah guru sangat tidak ingin atau sangat ingin melakukan.
Adapun dua contoh pernyataan adalah ‘menganjurkan orang lain agar ikut untuk berperang mendirikan negara Islam’ dan ‘menyerang polisi yang mengkap orang-orang yang sedang mendirikan negara Islam’.
“Sebanyak 27,59% guru berkeinginan menganjurkan orang lain ikut berperang untuk mewujudkan negara Islam dan 13,30% guru berkeinginan menyerang polisi yang menangkap orang-orang yang memperjuangkan negara Islam,” tutup Saiful.