Telah diakui secara luas bahwa krisis ekonomi dapat memicu peningkatan kejahatan. Ketidakstabilan keuangan dan pekerjaan yang tidak stabil meningkatkan risiko kekerasan dan ekstrimisme, karena dapat menimbulkan perasaan frustasi, marah, dan putus asa. Kelompok radikal dan ekstrimis seperti ISIS melihat keadaan ini sebagai titik masuk yang efektif untuk mengesampingkan kekecewaan masyarakat dengan gagasan baru menjadi makmur dengan menjadi pejuang jihad.
Indonesia sebagai negara berkembang, dengan ekonomi dan lapangan kerja yang agak tidak stabil, kini menghadapi ancaman baru dari kelompok radikal dan ekstrimis yang telah menarik banyak anak mudanya ke pihak mereka. Apalagi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dari total 7 juta penganggur di Indonesia, 31,12 persen di antaranya adalah kaum muda setara dengan 2,3 juta orang. Ini adalah angka risiko yang dihadapi Indonesia tentang seberapa besar kemungkinan anak muda berubah menjadi radikal dan kejam serta mengancam kerukunan.
Oleh karena itu, menjadi tugas yang mendesak untuk mengurangi jumlah pemuda yang menganggur secara setara untuk mencegah kaum muda dari radikalisasi, dengan mendukung keterlibatan pemuda dalam rantai ekonomi. Wirausaha atau wiraswasta mungkin bisa menjadi solusi efektif untuk mencegah ekstremisme kekerasan atau deradikalisasi bagi kaum muda.
Program pemberdayaan ekonomi bagi kaum muda telah berkali-kali dilakukan oleh pemerintah. Tapi kenapa kita masih menyaksikan insiden kekerasan dan penyerangan oleh anak muda, terutama mereka yang menganggur atau memiliki ketidakstabilan finansial. Ternyata, belum ada kajian yang menyeluruh untuk melihat apakah program yang dijalankan cukup efektif atau bisa dikatakan berhasil dengan pengukuran yang komprehensif.
Untuk itu, bekerja sama dengan Pusat Studi Timur Tengah dan Perdamaian Global (Pusat Studi Timur Tengah dan Perdamaian Global / PSTPG) FISIP UIN Jakarta dibawah proyek CONVEY akan melaksanakan kajian kajian program berorientasi keterampilan ekonomi yang ada. Riset tersebut juga mengeksplorasi beberapa mantan kombatan atau eks teroris yang kemudian menjelma menjadi wirausaha bahkan membentuk komunitas wirausaha bersama ratusan anak muda lainnya.
Temuan dan analisis lebih lanjut dari kajian kajian tersebut dapat dibaca pada buku Ekonomi Kaum Muda dan Kebijakan Kontra Terorisme, atau buku Laporan Kekuatan Ekonomi dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan. Ekstremisme Kekerasan). Penelitian ini juga merekomendasikan beberapa kebijakan strategis tentang bagaimana mencegah ekstremisme kekerasan melalui kekuatan ekonomi, yang dapat diakses di sini dalam bahasa Indonesia, atau versi bahasa Inggris di sini.
2.3-Factsheet-PSTPG_2_2